Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah,
diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab
'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena
perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan
orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas
surga dan neraka.
Pokok-pokok isinya:
1.
Keimanan:
Mentauhidkan Allah dalam berdoa dan beribadat; hanya Allah
sendiri yang mengatur dan menjaga alam; menciptakan undang-undang dan
hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan di akhirat; Allah
bersemayam di 'Arasy; bantahan terhadap kepalsuan syirik; ketauhidan adalah
sesuai dengan fitrah manusia; Musa berbicara dengan Allah; tentang melihat
Allah; perintah beribadat sambil merendahkan diri kepada Allah; Allah mempunyai
al asmaaul husnaa.
2. Hukum-hukum:
Larangan mengikuti
perbuatan dan adat istiadat yang buruk; kewajiban mengikuti Allah dan rasul;
perintah berhias waktu akan sembahyang; bantahan terhadap orang yang
mengharamkan perhiasan yang dianugerahkan Allah; perintah memakan makanan yang
halal lagi baik dan larangan memakan yang sebaliknya.
3.
Kisah-kisah:
Kisah Nabi Adam a.s. dengan iblis; kisah Nabi Nuh a.s. dan
kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan
kaumnya; kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun.
4. Dan
lain-lain:
Al Quran diturunkan kepada Nabi yang penghabisan dan perintah
mengikutinya; Nabi Muhammad s.a.w. diutus untuk seluruh manusia; adab orang
mukmin, adab mendengar pembacaan Al Quran dan berzikir; rasul bertanggung jawab
menyampaikan seruan Allah; balasan terhadap orang-orang yang mengikuti dan
mengingkari rasul; da'wah rasul-rasul yang pertama sekali ialah mentauhidkan
Allah; tentang ashhaabul A'raaf yang berada antara syurga dan neraka; Allah
pencipta makhluk; manusia adalah makhluk yang terbaik dijadikan Allah serta
mempunyai kesediaan untuk baik dan untuk buruk; permusuhan syaitan terhadap Bani
Adam; manusia khalifah Allah di muka bumi; kehancuran sesuatu kaum adalah karena
perbuatan mereka sendiri; tiap-tiap bangsa mempunyai masa jaya dan masa
kehancuran; Allah mencoba manusia dengan kakayaan dan kemiskinan; istidraj azab
Allah terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.
Surat Al A'raaf dimulai dengan pengutaraan tentang kewajiban manusia mengikuti
rasul serta akibat-akibat mengingkarinya. Selanjutnya diterangkan tentang
perselisihan antara Nabi Adam dan iblis di surga yang juga merupakan permulaan
perselisihan antara golongan yang taat kepada perintah Allah dan golongan yang
mengingkari sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi dahulu dengan umat-umatnya.
Kemudian surat ini ditutup dengan adab-adab orang mukmin, adab-adab mendengarkan
ayat-ayat Allah dan bagaimana cara berdoa dan berzikir kepada-Nya.
HUBUNGAN ANTARA SURAT AL A'RAAF DENGAN SURAT AL ANFAAL
1.
Akhir surat Al A'raaf mengemukakan keadaan beberapa orang rasul sebelum Nabi
Muhammad s.a.w. dalam menghadapi kaumnya, sedang permulaan surat Al Anfaal
menerangkan keadaan Nabi Muhammad s.a.w. dalam menghadapi umatnya.
2.
Permusuhan antara Adam dan iblis di surga kemudian dilanjutkan dengan permusuhan
antara manusia yang menerima petunjuk Allah dengan yang mengingkarinya, hal ini
diterangkan dalam surat Al A'raaf. Hal yang serupa diterangkan lebih jelas dalam
surat Al Anfaal sebagaimana pertentangan ke dua golongan itu, serta tingkah laku
mereka dalam peperangan Badar.
Surat Al A'raaf termasuk surat yang
banyak persesuaiannya dengan surat-surat Al Quran yang lain: seperti dengan
surat Al Baqarah, Ali 'Imran, At Taubah, Yunus dan sebagainya.
http://www.alquran-digital.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar