Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah.
Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam
hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di
Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam
surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat
bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat
yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar.
Surat ini dinamakan pula dengan
Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan
surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat
akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan
tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu
menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t.
Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini,
memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana
halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Allah tidak mempunyai
anak baik berupa manusia ataupun malaikat; Allah pasti memberi rezki kepada
manusia; Allah mempunyai nama-nama yang paling baik; Al Quran adalah wahyu dan
Allah yang memberikan petunjuk, penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman; adanya padang Mahsyar dan hari berbangkit.
2.
Hukum-hukum:
Larangan-larangan Allah tentang: menghilangkan jiwa manusia;
berzina, mempergunakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dibenarkan
agama; ikut-ikutan baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan dan durhaka
kepada ibu bapa. Perintah Allah tentang: memenuhi janji dan menyempurnakan
timbangan dan takaran, melakukan shalat lima waktu dalam waktunya.
3.
Kisah-kisah:
Kisah Israa' Nabi Muhammad s.a.w., beberapa kisah tentang
Bani Israil.
4. Dan lain-lain:
Pertanggungan jawab manusia
masing-masing terhadap amal perbuatannya; beberapa faktor yang menyebabkan
kebangunan dan kehancuran suatu umat; petunjuk-petunjuk tentang pergaulan dengan
orang tua, tetangga dan masyarakat; manusia makhluk Allah s.w.t. yang mulia,
dalam pada itu manusia mempunyai pula sifat-sifat yang tidak baik seperti suka
ingkar, putus asa dan terburu-buru; dan persoalan roh.
Banyak ayat-ayat dalam surat ini mengemukakan bahwa Al Quran yang dibawa Nabi
Muhammad s.a.w. benar-benar wahyu Allah, dan bahwa manusia itu pasti mengalami
hari berbangkit. Dalam surat ini dikemukakan pula dalil-dalil kekuasaan dan
ke-esaan Allah s.w.t. serta hukum-hukum yang diturunkan-Nya yang wajib
diperhatikan dan dikerjakan oleh manusia.
HUBUNGAN SURAT AL ISRAA'
DENGAN SURAT AL KAHFI
1. Surat Al Israa' dimulai dengan tasbih
(membaca subhanallah) pada Allah sedang surat Al Kahfi dibuka dengan tahmid
(membaca alhamdulillah) kepada-Nya. Tasbih dan tahmid adalah dua kata yang
acapkali bergandengan dalam firman-firman Allah.
2. Persamaan antara
penutup surat Al Israa' dengan pembukaan surat Al Kahfi yaitu sama-sama dengan
tahmid kepada Allah.
3. Menurut riwayat, ada tiga buah pertanyaan yang
dihadapkan oleh orang-orang Yahudi dengan perantaraan orang-orang musyrikin
kepada Nabi Muhammad s.a.w. yakni masalah roh, cerita Ashabul Kahfi dan kisah
Zulqarnain. Masalah roh itu dijawab dalam surat Al Israa', dan dua masalah
lainnya pada surat Al Kahfi.
4. Dalam surat Al Israa' ayat 85 Allah
berfirman: Dan tidaklah kamu diberi ilmu hanyalah sedikit Firman ini
ditujukan kepada sebagian orang-orang Yahudi yang merasa sombong dengan ilmu
pengetahuan yang ada pada mereka, sebab bagaimanapun juga mereka adalah manusia
yang hanya diberi ilmu pengetahuan yang sedikit. Dalam surat Al-Kahfi Allah
menceritakan tentang Nabi Musa a.s. dengan Nabi Khidhr a.s. yang belum pernah
diketahui oleh orang-orang Yahudi.
Kamis, 02 Januari 2014
Rabu, 25 Desember 2013
Surat An Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat
ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya,
terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan
kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan
kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah
dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia
menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al
Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada
Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua
bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat
(10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula
"An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai
macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
Pokok-pokok isinya :
1. Keimanan:
Kepastian adanya hari kiamat; keesaan Allah; kekuasaan-Nya dan kesempurnaan ilmu-Nya serta dalil-dalilnya; pertanggungan jawab manusia kepada Allah terhadap segala apa yang telah dikerjakannya.
2. Hukum-hukum:
Beberapa hukum tentang makanan dan minuman yang diharamkan dan yang dihalalkan; kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut seperti merjan dan mutiara; dibolehkan memakan makanan yang diharamkan dalam keadaan terpaksa; kulit dan bulu binatang dari hewan yang halal dimakan; kewajiban memenuhi perjanjian dan larangan mempermainkan sumpah; larangan membuat-buat hukum yang tak ada dasarnya; perintah membaca isti'aadzah (a'uudzubillahi minasyaithaanirrajiim = aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk); larangan membalas siksa melebihi siksaan yang diterima.
3. Kisah-kisah:
Nabi Ibrahim a.s.
4. Lain-lain:
Asal kejadian manusia; madu adalah untuk kesehatan manusia; nasib pemimpin-pemimpin palsu di hari kiamat; pandangan orang Arab zaman Jahiliyah terhadap anak perempuan; ajaran moral di dalam Islam; pedoman da'wah dalam Islam.
Surat An Nahl mengandung keterangan tentang sifat-sifat orang musyrikin, dan tingkah laku mereka, serta tantangan mereka terhadap kebenaran hari kiamat dan kerasulan Muhammad s.a.w., kemudian Allah s.w.t. menyebutkan peringatan-peringatan-Nya kepada mereka dan azab yang mereka alami sebagai akibat dari sifat perbuatan mereka itu. Dalam surat ini, Allah menunjukkan bukti-bukti ke Esaan-Nya seraya memaparkan nikmat-nikmat yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dan surat ini memuat juga hukum-hukum dan ajaran-ajaran tentang akhlak.
HUBUNGAN SURAT AN NAHL DENGAN SURAT AL ISRAA'
1. Dalam surat An Nahl ini, Allah menyebutkan perselisihan orang-orang Yahudi tentang hari Sabtu, kemudian di surat Al Israa' dijelaskan syariat orang Yahudi yang ditetapkan bagi mereka di dalam Taurat.
2. Sesudah Allah s.w.t. menganjurkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. agar bersabar dan melarang beliau agar jangan berduka cita atau berkecil hati disebabkan tipu daya orang-orang musyrikin, maka di surat Al Israa' Allah menerangkan kemuliaan Nabi Muhammad s.a.w. serta martabatnya yang tinggi di hadapan Allah s.w.t.
3. Dalam surat An Nahl ini Allah menerangkan bermacam-macam nikmat-Nya, disamping itu Allah menerangkan, bahwa kebanyakan manusia tidak mensyukuri nikmat itu, kemudian dalam surat Al Israa' disebut lagi nikmat-nikmat yang lebih besar yang diberikan kepada Bani Israil yang mereka tidak mensyukurinya, malah mereka berbuat kerusakan di muka bumi.
4. Dalam surat An Nahl Allah mengatakan, bahwa air madu yang ke luar dari lebah merupakan minuman yang mengandung obat bagi manusia, maka dalam surat Al Israa' diterangkan bahwa Al Quran pun mengandung juga obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Pokok-pokok isinya :
1. Keimanan:
Kepastian adanya hari kiamat; keesaan Allah; kekuasaan-Nya dan kesempurnaan ilmu-Nya serta dalil-dalilnya; pertanggungan jawab manusia kepada Allah terhadap segala apa yang telah dikerjakannya.
2. Hukum-hukum:
Beberapa hukum tentang makanan dan minuman yang diharamkan dan yang dihalalkan; kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut seperti merjan dan mutiara; dibolehkan memakan makanan yang diharamkan dalam keadaan terpaksa; kulit dan bulu binatang dari hewan yang halal dimakan; kewajiban memenuhi perjanjian dan larangan mempermainkan sumpah; larangan membuat-buat hukum yang tak ada dasarnya; perintah membaca isti'aadzah (a'uudzubillahi minasyaithaanirrajiim = aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk); larangan membalas siksa melebihi siksaan yang diterima.
3. Kisah-kisah:
Nabi Ibrahim a.s.
4. Lain-lain:
Asal kejadian manusia; madu adalah untuk kesehatan manusia; nasib pemimpin-pemimpin palsu di hari kiamat; pandangan orang Arab zaman Jahiliyah terhadap anak perempuan; ajaran moral di dalam Islam; pedoman da'wah dalam Islam.
Surat An Nahl mengandung keterangan tentang sifat-sifat orang musyrikin, dan tingkah laku mereka, serta tantangan mereka terhadap kebenaran hari kiamat dan kerasulan Muhammad s.a.w., kemudian Allah s.w.t. menyebutkan peringatan-peringatan-Nya kepada mereka dan azab yang mereka alami sebagai akibat dari sifat perbuatan mereka itu. Dalam surat ini, Allah menunjukkan bukti-bukti ke Esaan-Nya seraya memaparkan nikmat-nikmat yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dan surat ini memuat juga hukum-hukum dan ajaran-ajaran tentang akhlak.
HUBUNGAN SURAT AN NAHL DENGAN SURAT AL ISRAA'
1. Dalam surat An Nahl ini, Allah menyebutkan perselisihan orang-orang Yahudi tentang hari Sabtu, kemudian di surat Al Israa' dijelaskan syariat orang Yahudi yang ditetapkan bagi mereka di dalam Taurat.
2. Sesudah Allah s.w.t. menganjurkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. agar bersabar dan melarang beliau agar jangan berduka cita atau berkecil hati disebabkan tipu daya orang-orang musyrikin, maka di surat Al Israa' Allah menerangkan kemuliaan Nabi Muhammad s.a.w. serta martabatnya yang tinggi di hadapan Allah s.w.t.
3. Dalam surat An Nahl ini Allah menerangkan bermacam-macam nikmat-Nya, disamping itu Allah menerangkan, bahwa kebanyakan manusia tidak mensyukuri nikmat itu, kemudian dalam surat Al Israa' disebut lagi nikmat-nikmat yang lebih besar yang diberikan kepada Bani Israil yang mereka tidak mensyukurinya, malah mereka berbuat kerusakan di muka bumi.
4. Dalam surat An Nahl Allah mengatakan, bahwa air madu yang ke luar dari lebah merupakan minuman yang mengandung obat bagi manusia, maka dalam surat Al Israa' diterangkan bahwa Al Quran pun mengandung juga obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Website http://www.alquran-digital.com
E-mail
info@alquran-digital.com
Selasa, 12 November 2013
Surat Al Hajj
Surat Al Hajj, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, terdiri atas 78 ayat,
sedang menurut pendapat sebahagian ahli tafsir termasuk golongan surat-surat
Makkiyah. Sebab perbedaan ini ialah karena sebahagian ayat-ayat surat ini ada
yang diturunkan di Mekah dan sebahagian lagi diturunkan di Madinah.
Dinamai surat ini Al Hajj, karena surat ini mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadat haji, seperti ihram, thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, mencukur rambut, syi'ar-syi'ar Allah, faedah-faedah dan hikmah-hikmah disyari'atkannya haji. Ditegaskan pula bahwa ibadat haji itu telah disyari'atkan di masa Nabi Ibrahim a.s., dan Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim a.s. bersama puteranya Ismail a.s.
Menurut Al Ghaznawi, surat Al Hajj termasuk di antara surat- surat yang ajaib, diturunkan di malam dan di siang hari, dalam musafir dan dalam keadaan tidak musafir, ada ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan ada pula yang diturunkan di Madinah, isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada pula yang mutasyabihaat.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Keimanan tentang adanya kebangkitan dan huru-hara hari kiamat; dari susunan alam semesta dapat diambil bukti- bukti tentang adanya Allah Maha Pencipta.
2. Hukum-hukum:
Kewajiban berhaji bagi kaum muslimin dan haji telah disyari'atkan pada masa Ibrahim a.s.; hukum berkata dusta; larangan menyembah berhala; binatang-binatang yang halal dimakan; hukum menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil-haram; keizinan berperang untuk mempertahankan diri dan agama; hukum-hukum yang berhubungan dengan haji.
3. Dan lain-lain:
Membantah kebenaran tanpa pengetahuan adalah perbuatan yang tercela; tanda-tanda takwa yang sampai ke hati; tiap-tiap agama yang dibawa rasul-rasul sejak dahulu mempunyai syari'at tertentu dan cara melakukannya; pahala orang yang mati dalam berhijrah di jalan Allah; sikap orang-orang kafir bila mendengar ayat-ayat Al Quran; anjuran berjihad dengan sesungguhnya; celaan Islam terhadap orang-orang yang tidak tetap pendiriannya dan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri.
Surat Al Hajj mengingatkan manusia kepada adanya hari berbangkit dengan mengemukakan bukti-bukti tentang kejadian dan proses perkembangan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu sudah sewajarnya manusia bersyukur dan menyembah Allah Tuhan semesta alam. Juga mengemukakan tentang disyariatkannya haji, mengenai waktu-waktu yang boleh melakukan peperangan dan yang tidak boleh melakukannya berhubungan adanya bulan-bulan suci yang ditentukan Allah.
HUBUNGAN SURAT AL HAJJ DENGAN SURAT AL MU'MINUUN
1. Surat Al Hajj menyuruh orang-orang mukmin mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, mengerjakan aneka rupa kebaikan agar mendapat keberuntungan, sedang permulaan surat Al Mu'minuun menegaskan bahwa orang-orang mukmin bila mereka betul-betul mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya seperti zina, pasti mendapat keberuntungan.
2. Sama-sama mengemukakan tentang penciptaan manusia, perkembangan kejadian dan kehidupan, dan menjadikan hal yang demikian sebagai bukti adanya hari berbangkit.
3. Sama-sama menyinggung umat-umat yang dahulu yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi mereka, untuk menjadi i'tibar bagi orang-orang yang datang di belakang mereka.
4. Sama-sama mengemukakan bukti-bukti adanya Allah dan keesaan- Nya.
Dinamai surat ini Al Hajj, karena surat ini mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadat haji, seperti ihram, thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, mencukur rambut, syi'ar-syi'ar Allah, faedah-faedah dan hikmah-hikmah disyari'atkannya haji. Ditegaskan pula bahwa ibadat haji itu telah disyari'atkan di masa Nabi Ibrahim a.s., dan Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim a.s. bersama puteranya Ismail a.s.
Menurut Al Ghaznawi, surat Al Hajj termasuk di antara surat- surat yang ajaib, diturunkan di malam dan di siang hari, dalam musafir dan dalam keadaan tidak musafir, ada ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan ada pula yang diturunkan di Madinah, isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada pula yang mutasyabihaat.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Keimanan tentang adanya kebangkitan dan huru-hara hari kiamat; dari susunan alam semesta dapat diambil bukti- bukti tentang adanya Allah Maha Pencipta.
2. Hukum-hukum:
Kewajiban berhaji bagi kaum muslimin dan haji telah disyari'atkan pada masa Ibrahim a.s.; hukum berkata dusta; larangan menyembah berhala; binatang-binatang yang halal dimakan; hukum menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil-haram; keizinan berperang untuk mempertahankan diri dan agama; hukum-hukum yang berhubungan dengan haji.
3. Dan lain-lain:
Membantah kebenaran tanpa pengetahuan adalah perbuatan yang tercela; tanda-tanda takwa yang sampai ke hati; tiap-tiap agama yang dibawa rasul-rasul sejak dahulu mempunyai syari'at tertentu dan cara melakukannya; pahala orang yang mati dalam berhijrah di jalan Allah; sikap orang-orang kafir bila mendengar ayat-ayat Al Quran; anjuran berjihad dengan sesungguhnya; celaan Islam terhadap orang-orang yang tidak tetap pendiriannya dan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri.
Surat Al Hajj mengingatkan manusia kepada adanya hari berbangkit dengan mengemukakan bukti-bukti tentang kejadian dan proses perkembangan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu sudah sewajarnya manusia bersyukur dan menyembah Allah Tuhan semesta alam. Juga mengemukakan tentang disyariatkannya haji, mengenai waktu-waktu yang boleh melakukan peperangan dan yang tidak boleh melakukannya berhubungan adanya bulan-bulan suci yang ditentukan Allah.
HUBUNGAN SURAT AL HAJJ DENGAN SURAT AL MU'MINUUN
1. Surat Al Hajj menyuruh orang-orang mukmin mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, mengerjakan aneka rupa kebaikan agar mendapat keberuntungan, sedang permulaan surat Al Mu'minuun menegaskan bahwa orang-orang mukmin bila mereka betul-betul mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya seperti zina, pasti mendapat keberuntungan.
2. Sama-sama mengemukakan tentang penciptaan manusia, perkembangan kejadian dan kehidupan, dan menjadikan hal yang demikian sebagai bukti adanya hari berbangkit.
3. Sama-sama menyinggung umat-umat yang dahulu yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi mereka, untuk menjadi i'tibar bagi orang-orang yang datang di belakang mereka.
4. Sama-sama mengemukakan bukti-bukti adanya Allah dan keesaan- Nya.
Website http://www.alquran-digital.com
E-mail
info@alquran-digital.com
Minggu, 13 Oktober 2013
Standar Isi Kurikulum DTA JABAR
Bagi rekan-rekan(Asaatidz/ Asaatidzah)
DTA yang membutuhkan Softcopy Standar Isi Kurikulum DTA JABAR yang
menjadi salah satu agenda bahasan pada workshop yang diadakan pada
tanggal 1-2 Oktober 2013 di Ciamis
File dapat di unduh pada Link/Alamat dibawah ini :
1. STANDAR ISI KURIKULUM DTA JABAR
File dapat di unduh pada Link/Alamat dibawah ini :
1. STANDAR ISI KURIKULUM DTA JABAR
2. MATERI WORKSHOP DTA
Semoga Bermanfaat…..
Semoga Bermanfaat…..
sumber: https://www.facebook.com/de.allrif?hc_location=timeline
Surat Al Anbiyaa'
Surat Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah.
Dinamai surat ini dengan al anbiyaa'(nabi-nabi), karena surat ini
mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan
bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya
pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w.
maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi
masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya
adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang
yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh
nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian
dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup
dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad
s.a.w supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.
Selain yang tersebut diatas pokok-pokok isi surat ini ialah:
1. Keimanan:
Para nabi dan para rasul itu selamanya diangkat Allah dari jenis manusia; langit dan bumi akan binasa kalau ada Tuhan selain Allah; semua Rasul membawa ajaran tauhid dan keharusan manusia menyembah Allah; tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati; cobaaan Allah kepada manusia ada yang berupa kebaikan dan ada yang berupa keburukan; hari kiamat datangnya dengan tiba-tiba.
2. Kisah-kisah:
Kisah Ibrahim a.s (ajakan Ibrahim a.s kepada bapaknya untuk menyembah Allah, bantahan Ibrahim terhadap kaumnya yang menyembah berhala-berhala, bantahan lbrahim a.s. terhadap Namrudz yang bersimaharajalela dan menganggap dirinya Tuhan), kisah Nuh a.s., kisah Daud a.s., dan Sulaiman a.s; kisah Ayyub a.s.; kisah Yunus a.s.; kisah Zakaria a.s.
3. Dan lain-lain:
Karunia Al Quran; tuntutan kaum musyrikin kepada Nabi Muhammad saw untuk mendatangkan mukjizat yang lain dari Al Quran ; kehancuran suatu umat adalah karena kezalimannya; Allah menciptakan langit dan bumi beserta hikmatnya; soal jawab antara berhala dan penyembahnya dalam neraka; timbulnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai tanda-tanda kedatangan hari kiamat; bumi akan diwariskan kepada hamba Allah yang dapat memakmurkannya; kejadian alam semesta; sesuatu yang hidup itu berasal dari air.
Surat Al Anbiyaa' menerangkan bahwa sudah menjadi sunnah Allah bahwa para nabi atau rasul yang diutus-Nya adalah dari jenis manusia yang diberikan kepada mereka kitab dan mukjizat. Dasar agama (aqidah) yang dibawa oleh para nabi itu adalah sama, hanya berbeda dalam syariat (hukum furu'), karena ini disesuaikan dengan perkembangan masa dan keadaan.
HUBUNGAN SURAT AL ANBIYAA' DENGAN SURAT AL HAJJ
1. Pada akhir surat Al Anbiyaa' dikemukakan hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat, sedang pada bahagian permulaan surat Al Hajj mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit dengan dalil akal.
2. Surat Al Anbiyaa' mengutarakan bahwa Allah tidak menjadikan manusia sebagai makhluk yang kekal hidupnya; semuanya akan merasai mati. Kemudian mereka dibangkitkan di hari kiamat untuk dihisab perbuatan-perbuatan yang teIah mereka lakukan di dunia. Pada surat Al Hajj diterangkan bahwa manusia dapat menjadikan dalil keadaan pertumbuhan yang terdapat di alam semesta, dari ada kepada tidak ada dan sebaliknya, sebagai bukti bahwa janji Allah tentang hari berbangkit pasti akan menjadi kenyataan.
3. Surat Al Anbiyaa' menerangkan kisah nabi-nabi dan dalil-dalil yang dihadapkan kepada kaumnya tentang kebenaran agama yang dibawanya, sedang surat Al Hajj menuntut agar manusia memperhatikan aneka ragam ciptaan Allah dan pengaturannya, untuk memperkuat kepercayaan kepada kebenaran agama Allah.
1. Keimanan:
Para nabi dan para rasul itu selamanya diangkat Allah dari jenis manusia; langit dan bumi akan binasa kalau ada Tuhan selain Allah; semua Rasul membawa ajaran tauhid dan keharusan manusia menyembah Allah; tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati; cobaaan Allah kepada manusia ada yang berupa kebaikan dan ada yang berupa keburukan; hari kiamat datangnya dengan tiba-tiba.
2. Kisah-kisah:
Kisah Ibrahim a.s (ajakan Ibrahim a.s kepada bapaknya untuk menyembah Allah, bantahan Ibrahim terhadap kaumnya yang menyembah berhala-berhala, bantahan lbrahim a.s. terhadap Namrudz yang bersimaharajalela dan menganggap dirinya Tuhan), kisah Nuh a.s., kisah Daud a.s., dan Sulaiman a.s; kisah Ayyub a.s.; kisah Yunus a.s.; kisah Zakaria a.s.
3. Dan lain-lain:
Karunia Al Quran; tuntutan kaum musyrikin kepada Nabi Muhammad saw untuk mendatangkan mukjizat yang lain dari Al Quran ; kehancuran suatu umat adalah karena kezalimannya; Allah menciptakan langit dan bumi beserta hikmatnya; soal jawab antara berhala dan penyembahnya dalam neraka; timbulnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai tanda-tanda kedatangan hari kiamat; bumi akan diwariskan kepada hamba Allah yang dapat memakmurkannya; kejadian alam semesta; sesuatu yang hidup itu berasal dari air.
Surat Al Anbiyaa' menerangkan bahwa sudah menjadi sunnah Allah bahwa para nabi atau rasul yang diutus-Nya adalah dari jenis manusia yang diberikan kepada mereka kitab dan mukjizat. Dasar agama (aqidah) yang dibawa oleh para nabi itu adalah sama, hanya berbeda dalam syariat (hukum furu'), karena ini disesuaikan dengan perkembangan masa dan keadaan.
HUBUNGAN SURAT AL ANBIYAA' DENGAN SURAT AL HAJJ
1. Pada akhir surat Al Anbiyaa' dikemukakan hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat, sedang pada bahagian permulaan surat Al Hajj mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit dengan dalil akal.
2. Surat Al Anbiyaa' mengutarakan bahwa Allah tidak menjadikan manusia sebagai makhluk yang kekal hidupnya; semuanya akan merasai mati. Kemudian mereka dibangkitkan di hari kiamat untuk dihisab perbuatan-perbuatan yang teIah mereka lakukan di dunia. Pada surat Al Hajj diterangkan bahwa manusia dapat menjadikan dalil keadaan pertumbuhan yang terdapat di alam semesta, dari ada kepada tidak ada dan sebaliknya, sebagai bukti bahwa janji Allah tentang hari berbangkit pasti akan menjadi kenyataan.
3. Surat Al Anbiyaa' menerangkan kisah nabi-nabi dan dalil-dalil yang dihadapkan kepada kaumnya tentang kebenaran agama yang dibawanya, sedang surat Al Hajj menuntut agar manusia memperhatikan aneka ragam ciptaan Allah dan pengaturannya, untuk memperkuat kepercayaan kepada kebenaran agama Allah.
Website http://www.alquran-digital.com
E-mail
info@alquran-digital.com
Minggu, 01 September 2013
Surat Thaahaa
Surat Thaahaa terdiri atas 135 ayat, diturunkan sesudah diturunkannya surat
Maryam, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamai
Thaahaa, diambil dari perkataan yang berasal dan ayat pertama surat ini.
Sebagaimana yang lazim terdapat pada surat-surat yang memakai huruf-huruf abjad
pada permulaannya, di mana huruf tersebut seakan-akan merupakan pemberitahuan
Allah kepada orang-orang yang membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan
dikemukakan hal-hal yang sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya
dengan ayat-ayat yang terdapat sesudah huruf thaahaa dalam surat ini.
Allah menerangkan bahwa Al Quran merupakan peringatan bagi manusia, wahyu dari
Allah, Pencipta semesta alam. Kemudian Allah menerangkan kisah beberapa orang
nabi; akibat-akibat yang telah ada akan dialami oleh orang-orang yang percaya
kepada Allah dan orang-orang yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di
akhirat. Selain hal-hal tersebut di atas, maka surat ini mengandung pokok-pokok
isi sebagai berikut:
1. Keimanan:
Al Quran adalah peringatan bagi manusia terutama bagi orang-orang yang bertakwa; Musa a.s. langsung menerima wahyu dari Allah, tanpa perantara Jibril; Allah menguasai 'Arsy, mengetahui sesuatu yang samar dan yang lebih samar; keadaan orang berdosa dihimpunkan di hari kiamat; syafa'at tidak bermanfaat di hari kiamat, kecuali syafa'at dari orang-orang yang dapat izin dari Allah.
2. Hukum-hukum:
Perintah mengerjakan sembahyang dan keutamaan waktu-waktunya; kewajiban menyuruh keluarga melakukan sembahyang.
3. Kisah-kisah:
Kisah Musa a.s. dan Harun a.s. dalam menghadapi Fir'aun dan Bani Israil, kisah Nabi Adam a.s. dan iblis.
4. Dan lain-lain:
Perintah Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. supaya dia meminta tambahan ilmu kepada Allah sekalipun sudah menjadi rasul; Allah tidak akan mengazab sesuatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka; jangan terpengaruh oleh kesenangan kehidupan dunia.
Dalam surat Thaahaa ini diterangkan bahwa Al Quran sebagai kitab yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w., adalah peringatan dan kabar gembira bagi manusia, wajib diikuti dan dipercayai. Amatlah besar akibat yang dialami oleh orang dahulu yang tidak mempercayai dan mengingkari rasul-rasul yang diutus kepada mereka, seperti Fir'aun dan pengikut-pengikutnya. Kisah Bani Israilpun dipaparkan Allah dalam surat ini sebagai suatu umat yang banyak mengingkari perintah nabinya.
HUBUNGAN SURAT THAAHA DENGAN SURAT AL ANBIYAA'
Surat Thaahaa diakhiri dengan menerangkan bahwa manusia mudah dipengaruhi oleh kenikmatan hidup duniawi, yang oleh Allah dijadikan sebagai cobaan bagi manusia, juga diakhiri dengan menyuruh bersabar dan bersembahyang, serta menerangkan apa-apa yang diterima oleh orang-orang yang bertakwa. Hal itu diulangi lagi pada permulaan surat Al Anbiyaa' dan ditegaskan bahwa manusia selalu lalai dan lupa terhadap perbuatan-perbuatan yang harus dilakukannya untuk menghadapi hari kiamat dan berhisab di akhirat nanti.
1. Keimanan:
Al Quran adalah peringatan bagi manusia terutama bagi orang-orang yang bertakwa; Musa a.s. langsung menerima wahyu dari Allah, tanpa perantara Jibril; Allah menguasai 'Arsy, mengetahui sesuatu yang samar dan yang lebih samar; keadaan orang berdosa dihimpunkan di hari kiamat; syafa'at tidak bermanfaat di hari kiamat, kecuali syafa'at dari orang-orang yang dapat izin dari Allah.
2. Hukum-hukum:
Perintah mengerjakan sembahyang dan keutamaan waktu-waktunya; kewajiban menyuruh keluarga melakukan sembahyang.
3. Kisah-kisah:
Kisah Musa a.s. dan Harun a.s. dalam menghadapi Fir'aun dan Bani Israil, kisah Nabi Adam a.s. dan iblis.
4. Dan lain-lain:
Perintah Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. supaya dia meminta tambahan ilmu kepada Allah sekalipun sudah menjadi rasul; Allah tidak akan mengazab sesuatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka; jangan terpengaruh oleh kesenangan kehidupan dunia.
Dalam surat Thaahaa ini diterangkan bahwa Al Quran sebagai kitab yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w., adalah peringatan dan kabar gembira bagi manusia, wajib diikuti dan dipercayai. Amatlah besar akibat yang dialami oleh orang dahulu yang tidak mempercayai dan mengingkari rasul-rasul yang diutus kepada mereka, seperti Fir'aun dan pengikut-pengikutnya. Kisah Bani Israilpun dipaparkan Allah dalam surat ini sebagai suatu umat yang banyak mengingkari perintah nabinya.
HUBUNGAN SURAT THAAHA DENGAN SURAT AL ANBIYAA'
Surat Thaahaa diakhiri dengan menerangkan bahwa manusia mudah dipengaruhi oleh kenikmatan hidup duniawi, yang oleh Allah dijadikan sebagai cobaan bagi manusia, juga diakhiri dengan menyuruh bersabar dan bersembahyang, serta menerangkan apa-apa yang diterima oleh orang-orang yang bertakwa. Hal itu diulangi lagi pada permulaan surat Al Anbiyaa' dan ditegaskan bahwa manusia selalu lalai dan lupa terhadap perbuatan-perbuatan yang harus dilakukannya untuk menghadapi hari kiamat dan berhisab di akhirat nanti.
Website http://www.alquran-digital.com
E-mail
info@alquran-digital.com
Kamis, 01 Agustus 2013
Surat Maryam
Surat Maryam terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah,
karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke
Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut
riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surat Maryam ini
kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah
bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi.
Surat ini dinamai Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang serba ajaib, yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s. tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa Zakaria a.s. oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak mungkin akan terjadi.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Allah berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya, kendatipun menyimpang dan hukum-hukum alam; Isa a.s. bukan anak Allah karena mustahil Allah mempunyai anak; Jibril a.s. turun kepada rasul-rasul membawa wahyu atas perintah Allah; di hari kiamat orang kafir menghadap Allah sendiri-sendiri semua manusia akan menghadap Tuhan sebagai hamba.
2. Kisah-kisah:
Allah mengabulkan doa Zakaria a.s. untuk memperoleh anak, sekalipun usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul; kisah kelahiran Isa a.s. tanpa bapak; kisah Ibrahim a.s. dengan bapaknya; Musa a.s. seorang yang dipilih oleh Allah; Ismail a.s. seorang yang benar dalam janjinya; Idris a.s. seorang yang sangat kuat kepercayaannya.
3. Dan lain-lain:
Ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang dan mengikuti hawa nafsunya serta kabar gembira untuk orang-orang yang telah taubat dan mengerjakan amal-amal yang saleh; keadaan di syurga; membiarkan orang yang sesat setelah diberi petunjuk bergelimang dalam kesesatannya adalah sunnah Allah.
Surat Maryam mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh manusia apabila mereka memikirkan kejadian-kejadian di alam semesta dalam hubungan dengan Penciptanya; ada kejadian yang terjadi sesuai dengan sunnah Allah dan dapat dipikirkan oleh manusia; dan ada pula kejadian yang luar biasa, aneh lagi ajaib yang tidak sampai pikiran manusia kepadanya. Kejadian-kejadian yang luar biasa ini terjadi pada orang-orang yang telah dipilih oleh Allah, dan dikemukakan kepada manusia agar mereka percaya kepada Allah Maha Pencipta.
HUBUNGAN SURAT MARYAM DENGAN SURAT THAAHAA
1. Surat Maryam mengemukakan kisah beberapa nabi dan rasul; ada yang secara terperinci, ada yang secara ringkas dan ada pula yang hanya disebut namanya saja, yaitu Nabi Adam a.s. Surat Thaahaa mengemukakan pula kisah beberapa orang nabi dan rasul sebagaimana halnya surat Maryam. Kisah Musa a.s. dalam surat Maryam disebut secara singkat, sedang dalam surat Thaahaa dikemukakan secara terperinci. Begitu pula kisah Adam a.s. yang hanya namanya saja disebut dalam surat Maryam, sedang dalam surat Thaahaa dikemukakan secara terperinci.
2. Menurut riwayat Ibnu Abbas, surat Thaahaa diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. setelah Allah menurunkan surat Maryam.
3. Akhir surat Maryam menerangkan bahwa Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab, sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang takwa dan peringatan bagi orang-orang yang ingkar, sedang awal surat Thaahaa menerangkan dan menguatkannya lagi.
Surat ini dinamai Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang serba ajaib, yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s. tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa Zakaria a.s. oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak mungkin akan terjadi.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Allah berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya, kendatipun menyimpang dan hukum-hukum alam; Isa a.s. bukan anak Allah karena mustahil Allah mempunyai anak; Jibril a.s. turun kepada rasul-rasul membawa wahyu atas perintah Allah; di hari kiamat orang kafir menghadap Allah sendiri-sendiri semua manusia akan menghadap Tuhan sebagai hamba.
2. Kisah-kisah:
Allah mengabulkan doa Zakaria a.s. untuk memperoleh anak, sekalipun usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul; kisah kelahiran Isa a.s. tanpa bapak; kisah Ibrahim a.s. dengan bapaknya; Musa a.s. seorang yang dipilih oleh Allah; Ismail a.s. seorang yang benar dalam janjinya; Idris a.s. seorang yang sangat kuat kepercayaannya.
3. Dan lain-lain:
Ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang dan mengikuti hawa nafsunya serta kabar gembira untuk orang-orang yang telah taubat dan mengerjakan amal-amal yang saleh; keadaan di syurga; membiarkan orang yang sesat setelah diberi petunjuk bergelimang dalam kesesatannya adalah sunnah Allah.
Surat Maryam mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh manusia apabila mereka memikirkan kejadian-kejadian di alam semesta dalam hubungan dengan Penciptanya; ada kejadian yang terjadi sesuai dengan sunnah Allah dan dapat dipikirkan oleh manusia; dan ada pula kejadian yang luar biasa, aneh lagi ajaib yang tidak sampai pikiran manusia kepadanya. Kejadian-kejadian yang luar biasa ini terjadi pada orang-orang yang telah dipilih oleh Allah, dan dikemukakan kepada manusia agar mereka percaya kepada Allah Maha Pencipta.
HUBUNGAN SURAT MARYAM DENGAN SURAT THAAHAA
1. Surat Maryam mengemukakan kisah beberapa nabi dan rasul; ada yang secara terperinci, ada yang secara ringkas dan ada pula yang hanya disebut namanya saja, yaitu Nabi Adam a.s. Surat Thaahaa mengemukakan pula kisah beberapa orang nabi dan rasul sebagaimana halnya surat Maryam. Kisah Musa a.s. dalam surat Maryam disebut secara singkat, sedang dalam surat Thaahaa dikemukakan secara terperinci. Begitu pula kisah Adam a.s. yang hanya namanya saja disebut dalam surat Maryam, sedang dalam surat Thaahaa dikemukakan secara terperinci.
2. Menurut riwayat Ibnu Abbas, surat Thaahaa diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. setelah Allah menurunkan surat Maryam.
3. Akhir surat Maryam menerangkan bahwa Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab, sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang takwa dan peringatan bagi orang-orang yang ingkar, sedang awal surat Thaahaa menerangkan dan menguatkannya lagi.
Website http://www.alquran-digital.com
E-mail
info@alquran-digital.com
Langganan:
Postingan (Atom)